Lifestyle Blogger | Kebaikan jalan pagi bagi pendidikan anak pra-akil baligh.
Oktober 01, 2020
Pagi ini seperti biasa, Saya dan
anak-anak kembali menjalani ritual pagi ba’da Subuh yaitu jalan –jalan. Belakangan ini, kami bertiga memang
berkomitmen untuk mulai memperbaiki kebiasaan yang tak benar sebelumya menjadi
lebih positif. Kenapa tidak berempat? Karena Papa sudah punya ritual olahraga
tenis rutiin 2-3 kali dalam seminggu. Kenapa memilih jalan pagi?
Menurut dr. Rizal Fadli dalam
blog Halodoc ada 9 (sembilan) manfaat jalan kaki di pagi hari yaitu :
1. Menurunkan
berat badan
2. Menyehatkan
organ jantung
3. Mencegah
stroke
4. Menurunkan
risiko diabetes
5. Mencegah
Arthritis dan Osteoporosis
6. Menguatkan
otot
7. Mengontrol
kadar kolesterol
8. Meningkatkan
fokus
9. Mencegah
depresi
Kami tidak sedang diet, tapi
sedag ikhtiar ingin menjalani hidup lebih sehat dari sebelumnya.
Foto dokumen pribadi |
Oke, kita tutup informasi soal berjalan kaki dari sisi kesehatan. Literatur lainpun banyak yang menyatakan demikian. Namun, buat Saya, yang sedang mempersiapkan masa akil baligh anak anak, Saya jadikan aktivitas ini sebagai media brainstorming. Saya bisa menyampaikan hal hal yang penting buat mereka. Saat berjalan kaki di pagi hari, kami benar benar bisa berbicara dari hati ke hati. Saya jadi tahu kekesalan mereka, kegalauan apa yang sedang mereka rasakan, informasi apa yang mereka ingin tahu hingga apa yang menjadi harapan mereka. Saat timingnya tepat, saya menyelipkan nasehat nasehat bagi mereka. Ternyata mereka menerima jadi lebih mudah dibandingkan harus bicara dalam keadaan berhadap-hadapan sambil duduk diam di rumah. Zaman memang telah berubah.
Sepanjang jalan, saya bisa
menyampaikan informasi informasi baru dengan mengeksplore keadaan sekeliling. Sungguh
sangat memudahkan. Saya bisa bercerita soal kondisi ekonomi saat ini ketika
melihat munculnya pedagang kaki lima dadakan di sepanjang jalan yang kami
lalui, saya bisa menanamkan soal moral ketika ada angkot membunyikan klakson
dengan kuat sepanjang jalan, bahkan bisa melatih empati mereka ketika melihat
rumah rumah dengan kondisi memprihatinkan.
Pagi ini di sebuah rumah yang
agak jauh dari rumah kami menemukan pohon rukam. Menemukan ini ternyata menjadi
bahan diskusi sendiri yang cukup unik. Milenial mungkin jarang tahu ada ciptaan
Allah bernama “buah rukam”. Hahahahah. Putri Maulida dalam
goodnewsfromindonesia.id mengatakan bahwa tumbuhan ini sudah langka sekarang
padahal dulunya sekitar tahun 1990-an termasuk buah yang jadi primadona. Saya
ingat, masa kecil saya sambil main kasti ngemilnya buah rukam hasil metik tanpa
minta dari halaman nenek Sa’nah, tetangga kami hahahha. Ketika ditunjukkan
kepada anak saya, mereka bahkan baru melihat buah itu hari ini hahhaa..
Sayang, kami tidak bisa mengambil
foto pohon rukam itu karena masih pagi sekali saat kami tiba disana, sehingga
rumah tersebut tidak terlihat ada orang membuat saya tidak bisa meminta izin
untuk mengambil gambar. Saya memang berusaha menjaga hal hal yang terkait
dengan privasi orang lain. Sebisa mungkin saya meminta izin pada pihak yang
bersangkutan jika ingin memposting sesuatu yang berhubungan dengan orang lain
di luar diri saya. Saya sedang berusaha mengedukasi diri sendiri agar anak anak
juga belajar menjaga tingkah lakunya. Walaupun kadang masih ada khilafnya
hahahha..
Kembali ke pohon rukam, anak anak
antusias nanya, “Rukam itu buah apa sih Ma?
Rasanya kayak apa ma? Anggur?”
“Rasanya manis ada asam –asamnya
dan sepat gitu, nak. Agar terasa manis, memakan buah rukam ini ada tekniknya
yaitu dengan dipencet pencet dulu buahnya baru dimakan. Kalau mau yang jelas rasanya manis, cari buah
rukam yang warnanya kehitaman. Dulu,
zaman mama masih kecil orang orang suka bikin manisan buah rukam yang berwarna
merah. Buah rukam yang kehitaman enaknya dimakan langsung dengan kulitnya.
Sebahagian kawan mama kadang memakan daging buahnya saja dengan dihisap dan
kulitnya dibuang.”
Sampai di rumah aku mengajak anak
–anak browsing soal buah rukam. Ternyata secara ilmiah buah rukam bernama Flacourtia rukam.
Dengan membaca bersama anak-anak
soal buah rukam pagi ini, saya pun baru mengetahui bahwa tumbuhan asli
Kepulauan Nusantara ini ternyata banyak sekali khasiatnya diantaranya buahnya
bermanfaat untuk mengobati diare dan
disentri. Sedangkan daunnya jika dijus bisa mengobati obat radang pada kelopak
mata. Bahkan di Filiphina, buah rukam ternyata telah dianalisis secara detail. Mereka membuktikan bahwa buah
rukam tidak saja mengandung air, tetapi juga protein, lemak, karbohidrat,
serat, abu dan bernilai energy 345 kK/100gr. Di sana, rebusan akar rukam
dimanfaatkan oleh wanita yang baru melahirkan. Rukam juga mengandung senyawa flavonovid, tapen dan saponin yang
berfungsi sebagai antibakteri, antifungi, antimikroba, antivirus, antiparistik
dan lain lain. Ssstt.. bahkan dari berbagai literature rukam merupakan jenis
makanan afrodisiak.
Sumber : goodnewsfromindonesia.id |
Setiap pagi, kami akhirnya punya bahan obrolan lebih variatif. Tergantung apa yang kami temukan sepanjang jalan kaki di pagi hari. Besok kami, akan melewati rute perjalanan yang berbeda lagi agar topic pembicaraan kami bisa berbeda pula. Bagaimana dengan kerabat pembaca? Kira kira apa aktivitas bersama keluarga yang disukai anak anak? Share di kolom komentar ya. Siapa tahu bisa menginspirasi pembaca. Terima kasih.
0 komentar