Praktek Penipuan di Negeri Ini (Part 1)

Agustus 15, 2023

 


Dua hari ini saya mengalami kejadian percobaan penipuan (Kembali) setelah sekian lama tidak terjadi. Alhamdulillah saya lolos dari kerugian yang tidak sedikit. Mengalami hal ini (lagi) membuat saya mengingat kejadian di masa lalu yang belum pernah saya ceritakan secara jelas dan rasanya hari ini ingin saya tulis. Sebelum saya menceritakan penipuan penipuan yang pernah saya alami, saya ingin menyampaikan pendapat saya soal fenomena yang banyak terjadi hari ini.

Mengapa Marak Terjadi Penipuan Saat ini?

1.       Biaya Hidup Tinggi, Kreativitas Kurang, Fighting spirit rendah.

Menurut saya Meningkatnya jumlah penipuan saat ini salah satu alasan utamanya adalah tingginya biaya hidup. Hal ini ini sebahagian besar dipengaruhi nafsu memiliki gaya hidup melebihi kapasitas diri. Menurut mini riset saya, orang orang kebanyakan hari ini cenderung gagal fokus memahami dirinya sehingga terjebak dengan gaya hidup yang tidak seharusnya pantas untuk dirinya. Salah satu pemicunya adalah paparan media yang terlalu sering. Kecendrungan melihat kehidupan orang lain mudah achieve itu sangat kuat mempengaruhi orang mencontek gaya orang lain untuk diadopsi dalam kehidupannya. Ini belum tentu berhasil. Dan ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan yang dijalani ini akhirnya membuat orang pendek akal dan ingin mencapai nafsunya dengan cepat. Terjadilan praktek praktek yang dilarang Tuhan dan bersebrangan dengan hukum dilakukan.

2.       Perkembangan Teknologi.

Fenomena ini membuat akses terhadap informasi menjadi mudah. Kemudahan ini tidak selalu disikapi secara positif oleh Masyarakat tetapi juga berpotensi mempelajari bahkan mengadopsi hal hal negative.

3.       Variasi Modus Operandi

Modus penipuan yang dikembangkan variatif, sehingga Masyarakat sering tidak sensitif mengenali bentuknya.

Padahal, jika kreatifitas mengubah-ubah modus penipuan ini diganti meng-create program positif untuk negeri ini maka penipu penipu itu bisa memperoleh penghasilan besar dan halal. Karena sejatinya mereka tentu bukan orang bodoh. kan Cuma orang pintar yang bisa membodoh-bodohi orang lain..

4.       Kurangnya kesadaran dan pengetahuan memproteksi diri

Banyak orang tidak menyadari risiko penipuan online dan kurangnya pengetahuan tentang cara melindungi diri mereka sendiri

5.       Kultur Budaya

Tidak enak’an adalah salah satu budaya merugikan hari ini. Tingkah laku seperti ini membuat kita sering susah menolak bahkan Ketika bahaya sudah jelas mengancam diri.

Modus Percobaan Penipuan Yang Berhasil Merugikan Saya

Dari sekian banyak percobaan penipuan yang dilakukan orang pada saya, saya mengalami 6 kali percobaan penipuan yang berhasil sukses diantaranya :

1.       Rekan bisnis catering zaman saya kerja, orang tua, kaya, terkenal di Medan, punya rumah mewah, gaya hidup mentereng rutin keluar negeri, menjunjung ayat ayat Allah dalam setiap perkataan. Saya investasi catering Rp. 200 juta, awalnya bagi hasilnya mulus, lama lama orangnya ilang ditelan bumi. Sisa modal saya yang belum dikembalikan sesuai perjanjian masih ada di beliau. Sampai hari kiamat saya sudah tanamkan saya tidak ridho dengan hutangnya …  hahaha Luka lama tapi membekas untuk pendendam seperti saya…

2.       Adek kelas saya SMA, cantik, mengaku orang dengan level kehidupan high di media sosial, posting posting kemana mana dengan mobil bagus, tapi ngutang beli sekian banyak bolu gulung yang ngakunya untuk kolega bisnis haha.. Pernah mencoba menipu kedua kalinya dengan pembelian bolu gulung dengan jumlah tiga lipat, saya tolak sambil ngamuk sampai hari ini kami putus hubungan silaturahim. Pernah ketemu dengan adeknya di salah satu pajak di Kota Medan, saya ikut jijik melihat adeknya haha… manusiawi

3.       Belanja Online membeli daster saat pandemic. Pada suatu hari lebaran saya berencana membeli dua lusin daster yang akan saya bagikan untuk mertua, kakak dan adek ipar serta sepupu kesayangan sebagai salah satu bentuk rasa Syukur aja. Tapi ternyata pemilik usahanya tidak pernah mengirimkan dasternya hingga hari ini. Didatangi ke Alamat yang tertera ternyata Alamat palsu. Diminta ke bank penerima dana untuk diblokir saat itu Bank ternama di negeri ini tidak bersedia karena tidak diberi kewenangan oleh pemilik rekening.

4.       Salah satu netizen yang pernah sama sama komen di lapak orang lain, ngechat secara pribadi video call nangis nangis menceritakan anaknya yang kena penyakit berat, saya sedih, saya transfer sekian dana untuk biaya pengobatan. Saya terenyuh karena aktingnya sangat natural, iba melihat bayi kumuh kurang gizi itu menangis dan terbayang beratnya saya mencari uang kesana kemari untuk biaya pengobatan keluarga.

5.       Customer, maksa beli produk, diminta transfer lebih dahulu katanya COD, maksa untuk dikirim produk hujan hujan, kurir saya nganternya kehujanan, tiba di Alamat tidak ada  respon, nomer saya dan kurir diblokir.

6.       Ojek Mobil, mengaku sudah mengantar pesanan ke titik, tidak menemukan lokasi, padahal orang di lokasi menagku tidak pernah ada driver antar barang. Di cek di aplikasi driver ngetem di satu titik yang jauh dari lokasi pengiriman. Setelah beberapa lama driver mengembalikan barang kepada mumubutikue sehingga saya harus order driver lain, meminta fee dua kali lipat karena menurutnya lokasi macet dan ngabisin bensin, akibatnya pesanan terlambat berjam jam,  berakhir pada customer tidak jadi menggunakan pesanan tersebut. Alhamdulillahnya customer berhati malaikat tidak mempermasalahkannya karena hasil tracking jelas menginformasikan bahwa kesalahan ada pada driver tua dan nyeleneh itu. Saya kasi Bintang satu, saya caci maki di aplikasi dan konon beliau di suspense haha..

Ini 6 praktek penipuan yang saya alami dan sukses merusak mood saya waktu itu. Saya hanya perlu ceritakan sedikit kenapa saya bisa kena tipu di poin 1 dan 2 diatas?

Saat itu, saya keluarga kami sedang mengalami beban yang tidak mudah. Ibu saya kanker Rahim  stadium lanjut. Selama proses sakit at least harus 24 kali kemotheraphy dan 11 kali masuk ICU. Berobat di RS Dharmais Jakarta, ongkos penerbangan dengan maskapai nomer satu negeri ini setiap akan kemo ke Jakarta dengan membawa satu orang keluarga yang merawat, pemakaian pampers ratusan bungkus, dan biaya operasional lain yang tidak ditanggung negara sebagai karyawan BUMN saat itu membuat kami harus bekerja sangat keras memenuhinya. Belum biaya hidup dua dapur. Untuk anak gadis seusiaku saat itu, anak sulung, itu perasaan harus memenuhi semua kebutuhan besar sekali. Selain bekerja di bank saat itu aku juga berjualan baju, hingga makanan, sesekali menerima project wedding planner, jadi make up artist dan lain lain. Belum lagi setelah itu Ayahku juga divonis kanker pancreas stadium akhir, harus membiayai nenek yang saat itu sedang stroke, sewa perawat, pampers dan permintaan lain lainnya, belum lagi akhirnya menikah, punya anak kembar, adek semata wayang divonis lupus yang selama 10 tahun 6 kali kolaps dan terganggu organ tubuh, itu membuat aku jika ada peluang usaha yang bisa membantu untuk memenuhi semua kebutuhan itu maka aku akan lakukan.

Jadi, investasi atau usaha yang dilakukan harapannya bisa membantu memenuhi kebutuhan mendesak saat itu. Bukan untuk kepentingan pribadi semacam beli gincu atau makan di resto mewah.

Untuk point 3 sampai 6 menurut hemat saya praktek penipuan biasa yang saya tidak sangka terjadi pada saya namun terjadi juga. Saya jadikan 6 kejadian tersebut sebagai investasi untuk jiwa dan mindset saya Ketika mengambil keputusan di masa depan.

Cerita ini belum selesai. Masih banyak modus penipuan yang saya alami namun berhasil saya abaikan. Namun, akan saya lanjutkan di part 2. Saya berharap kawan kawan tidak mengalami dan bisa belajar dari cerita saya di part selanjutnya (silahkan klik disini)..

You Might Also Like

5 komentar

  1. Saking banyaknya modus penipuan dengan mengklik link di WhatsApp, sampai ketika kemarin teman saya yang tidak saya save nomornya mengechat saya dengan mengirim link tautan, Saya kira dia itu penipu. Untunglah kemarin lihat foto profil nya ternyata satu grup di grup sekolah 🤭

    BalasHapus
  2. Jadi inget dulu zaman umi Una masih buka kede sampah, kami masih sekolah, tetiba ada yg datang buru-buru minta beli beras bergonigoni, umi lagi sendiri pulak, karena excited dibilang org tadi, bentar ya Bu nanti ku anter uang. Padahal ga kenal, diiyain aja. Ga berapa lama baru sadar ditipu, beras udah dibawa kabur, uang gada di tangan. Ntah kena hipnotis atau gak Wallahu a'lam. Kadang heran sama org yg suka nipu ini yekan, apa ga takut dosa gitu hiksss

    BalasHapus
  3. Ditipu orang rasanya sakit ya kak.
    Tapi lebih sakit lagi ditipu sama orang yang punya hubungan keluarga ya kak..
    Kemarin pas nemenin mama inap di rs sempat dia bilang
    "Dia jumpa aku pas list rio sakit, ditegurnya pun tidak.. Jangankan nanya kabar.."

    Awak bilang, jangan dipikir ma. Justru orang yang dzalim begitu bukan gak mau negur. Tapi gak berani negur . Karena dalam hatinya pun dia sebenarnya gak tenang.


    Biar gak nambah pikiran mama..

    BalasHapus
  4. Saya juga pernah kena penipuan beli online tu kak mumu.
    Pas beli ditawarin mau bayarnya COD apa trf bank.
    Saya pilih trf bank, takut ndak ada orang di rumah kasian kurirny.
    Pas barang nyampe, saya dibilang sang kurir COD.
    Ndak mau la saya bayar, wong dah bayar kok.
    Saya hubungi penjual. Penjual tak menanggapi
    Saya kasi komen jelek lah di akun IGnya.
    Sampe sekarang duit tak pulang, barang tak dapat...
    Ku ikhlaskan. Semoga tak ada sangkut pautnya nanti kita pas nak ke surga....
    (semoga awak masuk surga, Aaamiiin ya Allah)

    BalasHapus
  5. Paling sadis yang ditipu pas bisnis catering itu kak. Seolah-olah awal-awal memasang citra yang sholeh biar kita bisa diperdaya ya. Ternyata, ujung-ujungnya malah mangkir tak berkabar. Sukurlah kakak bisa beberapa kali lepas dari percobaan penipuan. Temanku malah ditipu sama pacarnya sampai ratusan juta lalu ghosting setelah dapat dana yang dia mau. Dengan bermodal kecantikan dan kelembutan bisa memperdaya korban. Jauh-jauhlah kita dari yang seperti itu ya kak

    BalasHapus

About Me

Siska Hasibuan,ibu dua anak, pengajar @LP3i dan UINSU, productive mom, owner @mumubutikue dan @kuihdeli

Like us on Facebook