Marhaban ya Ramadhan
April 08, 2018
Arti Ramadhan buat saya
--------------------------------
Empat puluh tujuh hari lagi insyaallah akan bertemu kembali dengan Ramadhan. Bulan dimana saya pribadi sampai detik ini tetap merasakan sensasi cobaan yang tak mudah. Mengingatnya semakin membuat langkah hijrah saya ingin diperkuat dari hari ke hari.
Baiklah, saya coba rewind satu persatu. Cobaan terberat saya ada di Ramadhan 2006. Saya kehilangan ibu kandung saya saat belum memasuki gerbang pernikahan. Beliau meninggal setelah melewati proses kemotherapi kesekian akibat kanker rahim stadium lanjut yang harus dideritanya selama 6 enam bulan. Mulai Oktober 2006 hingga berganti kalender di tahun berikutnya sungguh penderitaan yang belum pernah saya temui sepanjang hidup saya.
Ramadhan berikutnya, saya harus merasakan kepanikan sepanjang kehamilan dan harap harap cemas selama detik detik terakhir hingga proses persalinan, sebab ada kekhawatiran bayi yang saya nanti natikan kelahirannya mengalami kembar dempet,😓 tapi, entah karena proses merayu Allah yang tak putus, entah Allah merasa kami memang tak mampu memikul beban terlalu berat, Alhamdulillah Allah mengubah keputusanNya dengan menghadiahi kami bayi kembar laki laki yang berat lahirnya masing masing tak lebih dari dua kilogram. Kami berjibaku untuk membesarkan mereka berdua laiknya anak lain yang tak kurang suatu apapun. Cerita ini kalau dijadiin sinetron bisa ratusan episode ngalah-ngalahin sinetron Tersanjung. hahahahha...
Ah, Ramadhan... Saya selalu merindukannya walau banyak Ramadhan saya sarat cerita penuh air mata.
Sebagaimana sebelumnya, tahun ini saya juga selalu ingin melewatinya lebih baik dari yang lalu. Bedanya, sejak sikembar saya berusia 7 (tujuh) tahun, saya mulai belajar lebih banyak untuk melatih sikembar saya untuk mencintai Ramadhan. Sejak saat itu, Ramadhan saya tak menjadi soal saya sendiri, tetapi soal kami.
"sejak kecil dimanja manja, sudah besar teranja anja."
Ini pepatah nenek saya dulu. Saya ingin, kelak anak anak saya tak berat dan terpaksa berpuasa. Saya ingin, mereka beribadah dengan bahagia. Cita cita saya, segala bentuk ibadah jadi penyemangat dan kebutuhan utama bagi hidup mereka.
Persiapan Ramadhan.
--------------------------
Emak mana yang tak bisa leha leha di segala suasana? Menurut saya itu cuma isapan jempol. Harapan yang tak kunjung terkabul. hahahaha... Cuma, yaaaa rempong nya beda beda kasus.
Ada yang rempong beli baju lebaran jauh sebelum Ramadhan, ada yang sibuk berziarah, ada bolak balik ke salon, suka suka emak.
Kasus saya, bedaaaaaaa sodara sodara. Akibat kemudahan dunia zaman now, saya gak merasa penting beli baju karena udah numpuk baju endorse-an dari kawan. So, saya tinggal nyamain baju anak anak dan suami aja biar tetap mecing.
Ada yang lebih menyita perhatian saya dibandingkan semuanya. Apa sajakah itu?
Sejak kemarin waktu saya tersita mengontrol produksi tester kue kering @mumubutikue yang akan di-launch beberapa hari lagi. Jangan lupa kepoin IGnya yah.. heheheh juwalaaaaaaan!!!
Kalo kesibukan beginian sih udah bertahun tahun lalu gitu gitu ajah.
Selanjutnya, saya juga udah mulai nyusun menu masakan di rumah selama Ramadhan. Termasuk menu menu buka puasa yang akan dijual oleh mumubutikue. Saya memang gak suka kerja tergopoh gopoh. Saya lebih memilih bersiap siap jauh jauh hari.
Kesibukan ini masih harus dikombinasi dengan beberes lemari baju yang udah gak kepakai. Rencananya akhirnya nanti April ini akan bikin garage sale yang dari kapan hari batal mulu. Gak enak sama temen temen yang udah terlanjur dijanjiin.
Kalaupun ada yang beda tahun ini dirumah kami adalah project Ramadhan bersama anak anak. tetap ala Super Purba Family : low budget, high benefit dan yang penting gadget - less halah! hahahha..
Taraaaaaaaaaa...
Tahun ini kami sepakat ingin mengisi waktu luang dengan lebih bermanfaat. Bersama Syaffa Ammar hari ini kami sudah menyelesaikan literatur tower dan super ayat house.
Makanan apakah keduanya itu?
--------------------------------------
Literature tower adalah menara ala ala yang kami buat full dari kertas koran. Gunanya untuk menempelkan semua judul buku bacaan kami masing masing selama Ramadhan. Sebulan penuh nantinya kami akan saling menyemangati untuk menambah wawasan dengan membaca aneka buku.
Selanjutnya, Super Ayat House yaitu rumah yang juga terbuat dari kertas koran. Tadi mama males ngambil fotonya hahaha. Toh, foto ini udah mewakili. Rumah ini nantinya akan kami penuhi dengan catatan ayat ayat yang kami baca tiap harinya selama Ramadhan. Jadi biar ketahuan, siapa yang masih sedikit membaca Al-Qur'an, semoga termotivasi untuk menambah semangat membaca. Yang banyak juga insyaallah bisa menginspirasi yang lainnya.
Kenapa wujudnya rumah? Karena kami berharap, kami berempat bisa terus bersinergi untuk saling memperkuat agar rumah tangga kecil kami ini tetap berada di jalan Allah. Mengapa harus menara? Karena kami berempat hidup dengan cita cita dan mimpi yang tinggi. Tower ini kami anggap cukup mewakili harapan kami.
Project gadget-less ketiga sebagaimana nama yang diberikan oleh Syaffa adalah Family Handcraft. Sesuai namanya dipastikan ini project yang menyeimbangkan dua project serius sebelumnya. Kami akan having fun di jam jam ngabuburit.
Ah, menuliskannya saja saya sudah merasakan aroma indahnya aura Ramadhan. Mulai minggu depan insyaallah saya bisa warming up berpuasa. Biar gak kelelahan di hari pertama.
Selamat menyambut Ramadhan yah mak-emak...
Barakallah....😃😄
0 komentar